Banda Aceh, CNN Indonesia --
Bantuan dari negeri jiran kembali datang untuk korban bencana hidrometeorologi banjir bandang hingga longsor yang sporadis di tiga provinsi pulau Sumatra--Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kali ini bantuan untuk para korban bencana banjir dan longsor Sumatra itu datang dari diva pop Malaysia, Siti Nurhaliza, melalui yayasan miliknya, Nurjiwa.
Diva Pop asal Malaysia Siti Nurhaliza melalui yayasan miliknya yaitu Nurjiwa mengirimkan bantuan logistik ke pengungsi bencana ekologis banjir longsor yang ada di Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan berupa beras, minyak goreng, baju pria wanita, selimut, biskuit, susu, popok, air mineral, sarden, mi instan, genset, dan obat-obatan itu langsung didatangkan dari Malaysia sebanyak tiga truk.
Penasihat Yayasan Nurjiwa Rozi Abdul Razak menjelaskan bantuan itu disumbang pemilik yayasan yaitu Dato' Sri Khalid Muhammad Jiwa dan Dato' Sri Siti Nurhaliza Tarudin atau di Indonesia dikenal dengan nama panggung Siti Nurhaliza.
"Bantuan dari Yayasan Nurjiwa serta para penyumbang ini adalah bentuk keprihatinan atas bencana yang menimpa saudara-saudara kami di Aceh. Sebagai negeri serumpun, kami tentu turut merasakan duka masyarakat Aceh," ujar Rozi saat menyerahkan bantuan ke istri Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), Marlina Muzakir, Rabu (17/12).
Marlina yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Aceh mengatakan bantuan itu langsung disalurkan ke pedalaman Aceh Tamiang yaitu kawasan Kampung Lubuk Sidup yang terdampak parah bencana banjir longsor dan hingga kini butuh tambahan bantuan logistik segera.
"Ada lebih 200 rumah di Kampung Lubuk Sidup, semuanya hancur diterjang bandang. Hanya Masjid Nurussalam yang berdiri kokoh di antara gelondongan kayu sisa bandang," ujar Marlina.
"Karena kebetulan Puan Rozi baru saja menyerahkan bantuan dari Yayasan Nurjiwa yang dipimpin oleh Dato' Siti Nurhaliza, maka kami ajak serta ke Lubuk Sidup untuk menyalurkan bantuan langsung ke masyarakat terdampak di sini," sambungnya.
Marlina dan Rozi Abdul Razak terlihat terenyuh melihat kehancuran Kampung Lubuk Sidup, semua bangunan rumah hanya menyisakan puing. Sementara di sisi Utara Masjid Nirsalam, tumpukan kayu gelondongan dan material banjir menumpuk setara tinggi Masjid.
Diketahui ini bukan pertama kali Aceh menerima bantuan dari Negeri Jiran, sebelumnya ada bantuan dari Blue Sky Rescue (BSR) Malaysia yang mengirim obat-obatan dan dokter ke Aceh dengan dua gelombang bantuan. Bantuan juga datang dari perusahaan Inggris Raya yang juga beroperasi di Malaysia-Indonesia, Upland Resources.
Saat terima pengiriman bantuan dari Upland, Mualem menegaskan tetap pada pendiriannya untuk menerima bantuan yang datang dari luar negeri tanpa mempersulit untuk masuk ke Tanah Rencong.
"Pada prinsipnya kita ini kemanusiaan. Siapa saja yang menolong kita, tetap ikhlas kita terima. Siapa saja, di mana saja," kata Mualem usai menerima bantuan dari perusahaan multinasional itu di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Senin (15/12).
Bantuan yang disalurkan itu berupa bahan pokok untuk para pengungsi bencana banjir-longsor.
Diva pop asal Malaysia yang terkenal di Indonesia, Siti Nurhaliza. (Detikcom/Palevi S)
Muelam mengatakan bantuan-bantuan itu pun langsung dibagikan ke masyarakat Aceh yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Dia menegaskan dalam kondisi bencana, semangat kemanusiaan harus menjadi landasan utama tanpa memandang latar belakang pihak pemberi bantuan.
"Yang urgent dan paling parah ada beberapa kawasan, seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen. Juga ke Takengon dan Beutong, serta Langsa," kata Mualem.
Sebelumnya, Mualem telah memperpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi banjir dan longsor di Aceh selama 14 hari--sejak 12 hingga 25 Desember 2025. Keputusan itu diambil karena penanganan bencana masih membutuhkan upaya intensif, terpadu, dan terkoordinasi, mulai dari evakuasi, distribusi logistik, hingga perbaikan jalan, jembatan, dan fasilitas layanan publik.
Diketahui, untuk saat ini pemerintah RI belum membuka izin selebar-lebarnya atas bantuan internasional untuk bencana Sumatra. Walaupun demikian, sudah ada tenaga relawan hingga logistik yang datang dari negara luar seperti dari Malaysia dan China.
Pekan lalu, Mualem mengaku tak akan mempersulit bantuan internasional untuk membantu penanganan pascabencana di wilayahnya. Bukan hanya itu, Pemprov Aceh bahkan sudah mengirim surat secara resmi kepada dua lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)--UNDP dan UNICEF--untuk membantu penanganan pascabencana di Serambi Mekkah tersebut.
Sementara itu, dalam rapat dengan seluruh jajaran kabinetnya di Istana Negara, Jakarta, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan Indonesia mampu sendiri mengatasi penanggulangan pascabencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Mulanya dia bercerita banyak pimpinan negara lain yang hendak mengirimkan bantuan ke Indonesia dalam menangani bencana banjir bandang dan longsor di Pulau Sumatra.
"Saya ditelepon banyak pimpinan kepala negara ingin kirim bantuan. Saya bilang terima kasih concern anda, kami mampu, Indonesia mampu mengatasi ini," kata Prabowo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin kemarin.
Prabowo menyatakan APBN siap menyokong dana penanganan bencana. Ia menyebut APBN cukup untuk menangani itu karena pemerintah melakukan efisiensi anggaran.
Salah satu sokongan APBN ialah tambahan dana taktis ke pemerintah daerah bagi penanganan bencana. Yakni Rp20 miliar bagi tiap provinsi terdampak, sedangkan Rp4 miliar untuk tiap kota atau kabupaten terdampak.
Banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah daerah di Pulau Sumatra pada akhir November lalu. BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 1059 jiwa per Rabu (17/12). Untuk jumlah korban hilang, dari total tiga provinsi, hari ini berkurang 8 orang. Dari sebelumnya 200 orang, menjadi 192 orang.
Kemudian untuk jumlah pengungsi, hari ini berkurang 17.814 orang, sehingga total berjumlah 588.226 orang. Jumlah tersebut berkurang dari kemarin total 606.040 orang. Proses pencarian korban masih berlangsung sampai sekarang, selain itu masih ada daerah terdampak yang terisolasi aksesnya.
(dra/kid)

8 hours ago
3

















































