OBITUARI
CNN Indonesia
Senin, 29 Des 2025 06:40 WIB
Romo FX Mudji Sutrisno meninggal dunia pada usia 71 tahun. Dikenal sebagai rohaniwan dan akademisi. (dok. Jeromi Mikhael via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-3.0)
Jakarta, CNN Indonesia --
Rohaniwan Romo FX Mudji Sutrisno telah meninggal dunia usia pada Minggu (28/12) di Rumah Sakit Carolus, Jakarta Pusat
Dalam informasi yang diterima, Romo Mudji Sutrisno mengembuskan napas terakhirnya pada usia 71 tahun karena sakit setelah mendapat perawatan di rumah sakit itu.
"Meninggal dunia pada hari Minggu, 28 Desember 2025 pukul 20.43 WIB di RS. Carolus Jakarta, karena sakit," demikian informasi yang dikutip dari akun Instagram Jesuit Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut informasi jenazah Romo Mudji akan disemayamkan di Colese Canisius, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (29/12) pagi ini.
Selain itu, Misa Requiem akan diadakan pada 29 dan 30 Desember pukul 19.00 WIB. Misa Requiem adalah misa khusus dalam Gereja Katolik. Kegiatan ini dikenal pula sebagai Misa Arwah untuk mendoakan kedamaian kekal jiwa orang yang telah meninggal.
Pemakaman akan diadakan pada 31 Desember di Taman Maria Ratu Damai, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah.
Romo Mudji yang lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 12 Agustus 1954 itu merupakan pemegang gelar doktor bidang filsafat dari Universitas Gregoriana, Italia.
Semasa hidupnya, Romo Mudji tak hanya dikenal sebagai rohaniwan atau pemuka agama. Dia dikenal pula sebagai akademisi dengan kiprah mengajarnya di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.
Mengutip dari berbagai sumber, dia juga pernah menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005. Namun, Romo Mudji memilih mundur dari KPU pada 2003.
Kala itu, dia bersama Imam B Prasodjo memilih mundur dari KPU untuk melanjutkan kiprah sebagai dosen di institusi masing-masing. Romo Mudji di STF Driyarkara, Imam Prasodjo di Universitas Indonesia.
Sebagai akademisi dan rohaniwan, dia juga telah banyak menulis buku. Beberapa bukunya yang populer adalah Ziarah Anggur yang berisi kumpulan puisinya bersama Willy Hangguman. Kemudian buku puisi Tu(l)ah Kata, buku Sunyi yang Berbisik, dan buku Ranah Filsafat & Kunci Kebudayaan.
Sebagai budayawan dan juga seniman, selain menelurkan karya puisi, dia juga seorang pelukis yang kerap menggelar serta terlibat dalam pameran lukisan. Salah satunya adalah pameran lukisan bertajuk 'Dari Gereja ke Gereja' yang digelar pada 16-25 September 2025 lalu di Balai Budaya Jakarta, Menteng.
(kid/ugo)

7 hours ago
7

















































