Jember Tekan Kematian Ibu-Anak dan Stunting Lewat "Cinta ke Sianak"

2 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember meluncurkan inisiatif strategis melalui Gerakan 1.200 Nakes "Cinta ke Sianak" dan kegiatan validasi data triwulan, sebagai upaya terpadu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKBa), serta prevalensi stunting.

Langkah ini menekankan pendampingan langsung oleh tenaga kesehatan dan penguatan data berbasis aplikasi untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti di bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta gizi.

Gerakan 1.200 Nakes "Cinta ke Sianak" resmi diluncurkan melalui soft launching di Jember Sport Garden (JSG) pada 20 Oktober 2025. Acara ini dihadiri Bupati Jember H. Muhammad Fawait (Gus Fawait), Forkopimda, serta jajaran tenaga kesehatan dari berbagai Puskesmas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program ini melibatkan 1.200 tenaga kesehatan, termasuk dokter, bidan, perawat, tenaga analis laboratorium, tenaga promosi kesehatan, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga farmasi, dan ahli gizi.

Mereka bertugas mendampingi langsung 2.222 ibu hamil di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Sebagai tahap awal, enam Puskesmas ditetapkan sebagai pilot project, yaitu Puskesmas Silo II, Tanggul, Jelbuk, Mangli, Andongsari, dan Jombang.

Tugas utama tenaga kesehatan mencakup pendampingan sasaran binaan, pemeriksaan sesuai tata kelola, motivasi dan konseling, rujukan terencana ke puskesmas atau rumah sakit, serta pencatatan hasil di aplikasi SiGiziKesga. Selain itu, para tenaga kesehatan juga memastikan kelengkapan dokumen administrasi kependudukan dan pengisian Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Bupati Jember, Gus Fawait, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia berharap, langkah ini dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Jember.

"Kita menerjunkan 1.200 tenaga kesehatan untuk turun langsung ke kelurahan dan desa. Tugas mereka adalah memastikan dan mendata ibu-ibu hamil di wilayah masing-masing, mengajak untuk rutin memeriksakan kehamilannya di puskesmas, dan mengawal kelahiran terutama bagi yang berisiko tinggi," kata Gus Fawait.

Gerakan ini juga melibatkan pendamping di tingkat desa dan kelurahan, seperti kepala desa/lurah, kader, Tim Pendamping Keluarga (TPK), RT, RW, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Peran mereka mencakup penemuan calon pengantin dan ibu hamil baru, penggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan, serta pemantauan hasil pendampingan. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

Penguatan Sistem Informasi

Menyusul peluncuran gerakan tersebut, Dinkes Kabupaten Jember menggelar Validasi Data Triwulan III Tahun 2025 pada aplikasi SiGiziKesga dan Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) pada 23 dan 24 Oktober lalu.

Acara ini merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi capaian program prioritas nasional di bidang kesehatan masyarakat, dengan fokus pada KIA, gizi, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Ni Ketut Ardani menekankan peran validasi data. Ia mengatakan, ke depannya menargetkan adanya dashboard data kesehatan yang dapat diakses oleh pemangku kebijakan untuk menampilkan informasi real-time tentang prevalensi stunting, tren kesehatan ibu dan anak, serta capaian indikator gizi.

"Melalui proses validasi ini, kita memastikan bahwa data yang dihasilkan benar-benar akurat dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) serta kebijakan kesehatan daerah," kata Ardani.

Peserta kegiatan terdiri dari penanggung jawab program KIA, gizi, UKS, dan operator MPDN dari seluruh UPTD Puskesmas. Pada SiGiziKesga, validasi mencakup indikator seperti pemantauan pertumbuhan balita (BB/U), status gizi (stunting, wasting, underweight), pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, serta cakupan kunjungan ibu hamil (K1, K6) dan persalinan.

Sementara pada MPDN, fokus pada data kematian maternal dan perinatal, termasuk ketepatan jumlah kasus, waktu, dan lokasi, serta tindak lanjut melalui Audit Maternal Perinatal (AMP).

Kegiatan ini mengidentifikasi tantangan seperti data ganda, keterlambatan input, dan inkonsistensi antar sumber. Dinkes mendorong penguatan kolaborasi lintas sektor di tingkat kelurahan dan kecamatan, termasuk pendaftaran bayi dan balita untuk memperoleh Nomor Induk Kependudukan (NIK), guna pemantauan status gizi berkelanjutan.

Dinkes Kabupaten Jember menargetkan, seluruh data Triwulan III 2025 tervalidasi 100 persen, dan dikunci di kedua aplikasi.

Melalui Gerakan 1.200 Nakes "Cinta ke Sianak" dan validasi data, Dinkes Kabupaten Jember memperkuat pendampingan ibu hamil serta sistem informasi kesehatan. Dengan data akurat dan dashboard kesehatan yang direncanakan, Jember diharapkan mencapai Standar Pelayanan Minimum serta kebijakan nasional, menuju generasi yang lebih sehat dan berkualitas.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Asia Sport| Info Olahraga | Daily News | |