Airlangga Pamer RI Negara Ekonomi Terbesar ke-8 di Depan Pengusaha

4 days ago 16
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan editor senior dari beberapa media terkemuka Australia serta perwakilan Kedutaan Besar Australia di Kantor Kemenko Perekonomian pada Senin (10/2). Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman para editor media Australia terkait kebijakan ekonomi yang diambil oleh Pemerintah Indonesia serta memperkuat wawasan mengenai hubungan Indonesia dan Australia, khususnya pada sektor-sektor strategis yang menjadi fokus kerja sama kedua negara. (Dok Menko Perekonomian)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia merupakan salah negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Hal ini diungkapkan dalam sambutannya di Indonesia Economic Summit by IBC di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Airlangga mengatakan berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan Partias Daya Beli (Purchasing Power Parity/PPP) di bagi dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai RI mencapai US$ 4,7 triliun. Maka menurut Airlangga Indonesia berada diperingkat delapan sedunia.

“Di bawah PPP, economic GDP kita sekitar US$ 4,7 triliun. Jadi saat ini Indonesia berada di peringkat delapan dunia. Itulah sebabnya Indonesia memasuki OECD,” kata Airlangga.

Menurutnya Indonesia merupakan bagian penting dari global south. Sehingga penting bagi OECD untuk menjadikan Indonesia sebagai anggota.

Terlihat, lanjut Airlangga, laju ekonomi Indonesia juga terkendali. Seperti laju inflasi yang 1,57% di tahun lalu, dan 0,76% di bulan ini karena kebijakan diskon listrik di bawah 2.200 VA.

Selain itu kemungkinan resesi Indonesia juga menjadi salah satu yang terendah. Dalam catatanya hanya 5% kemungkinan dibandingkan negara lain.

Kemudian, tingkat kemiskinan Indonesia juga kurang 10%, yakni 8,57%, dan tingkat pengangguran diangka 4,91%.

“PMI (Purchasing Manager Index) kita adalah 51,9%. jadi itu masih merupakan tingkat ekspansi. Dan indeks kepercayaan konsumen di atas 127,2, indeks penjualan riil kita juga di atas nol. Jadi neraca perdagangan kita positif selama 57 bulan berturut-turut dan surplus kita US$ 31 miliar didorong oleh pertumbuhan ekspor,” kata Airlangga.

Adapun, menurut Airlangga laju ekspor dari komoditas utama RI seperti nikel tumbuh 17,3%, logam mulia 18,3%, alas kaki dan pakaian jadi 10%.

Read Entire Article
Asia Sport| Info Olahraga | Daily News | |