
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa kondisi pangan Indonesia cukup terkendali pada masa Ramadan dan jelang Idul Fitri 2025. Hal ini dipaparkan dalam Sidang Kabinet, Jumat sore (21/3/2025).
Prabowo menekankan sektor pangan menjadi perhatian utama pemerintah saat ini. Dia pun berterima kasih kepada semua pihak yang terkait dengan pangan dan pertanian. Bahkan, dia mengatakan Indonesia berhasil menekan impor pada tahun ini karena produksi sangat baik.
“Saya bersyukur semua pihak yang bekerja keras saya ucapkan terima kasih pihak di bidang pangan dan pertanian yang dorong hal ini. Pangan adalah yang paling utama. Harga saham boleh naik turun, pangan aman, negara aman,” ujar Prabowo sembari bercanda, Jumat (21/3/2025).
Dia pun melihat sejumlah pihak yang stress akibat penurunan harga saham. Dia pun menyebut menteri-menterinya.
“Hanya beberapa orang, Maruarar (Menteri Perumahan Rakyat), siapa lagi, Trenggono (Menteri Perikanan). Mana Trenggono?” ujar Prabowo.
“Mana lagi? Kalau Budiman (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan) enggak. Tenang aja karena gak punya saham dia,” paparnya.
“Siapa lagi ya? Amran? Dia gak main saham, dia,” ujar Prabowo. “Siapa lagi ini? Rosan? Rosan (CEO Danantara) udah botak jadi gak apa-apa,” ungkapnya disambut tawa para menteri dan kepala badan.
Konsumsi cabai rawit oleh rumah tangga di Indonesia kerap mengalami peningkatan yang signifikan. Total konsumsi cabai pada 2023 mencapai 610,85 ribu ton, naik 7,2% dari konsumsi 2022 yang sebesar 569,65 ribu ton. Dalam lima tahun terakhir, konsumsi cabai Indonesia bahkan melesat 15%.
Peningkatan konsumsi ini dipicu oleh tingginya permintaan di pasar domestik, didorong oleh popularitas cabai rawit sebagai bahan masakan dalam berbagai hidangan tradisional Indonesia. Beberapa makanan yang menggunakan cabai rawit dalam jumlah besar adalah sambal penyetan, geprek, dan seblak.